Selasa, 14 April 2009

PRESS RELEASE



WAYANG UNTUK KAUM MUDA

Soedarko Prawiroyudo dan kawan-kawan menawarkan kepada anda, sebuah pergelaran Drama Wayang khusus bagi anda yang belum berumur kurang dari 23 tahun.

“Ini adalah Drama Wayang untuk anak berumur kurang dari 23 tahun.” Tegasnya.

Drama Wayang adalah sebuah pertunjukan teatrikal yang memadukan beberapa unsur, drama, tari, wayang dan teater. Mengenai tata lampu, seting panggung, koreografi tari, penaskahan, garap iringan dan penambahan siluet gerak wayang kulit, semuanya digarap lebih rasionil dan semuanya semata-mata untuk generasi muda.

“Semua unsur pertunjukan yang ada hanyalah perabot, dan semuanya itu digarap lebih rasionil dan tentunya ini diperuntukan bagi generasi muda.”katanya. “Oleh karena itu Drama Wayang ini memakai bahasa Indonesia.”tandasnya”.

Oleh karena itu pada pementasan kali ini diundang puluhan generasi muda sekedar untuk membuktikan bahwa, pergelaran ini memang untuk mereka. Kalau memang harus ada yang diperbaiki Sudarko dan kawan-kawan akan siap memperbaikinya.

Sementara itu Irwan Riyadi sutradara pagelaran ini mengatakan, lakon yang akan dipentaskan pada tanggal 19 April 2008 jam 15.30 WIB di Gedung Pewayangan Kautaman TMII berjudul ”PERTEMUAN DUA HATI” yang diambil dari Epos Mahabarata. Lakon ini akan mengetengahkan nilai pertautan erat antara ibu dan anak antara Karna dan Kunti. Karna selalu haus akan kasih sayang Ibu yang memang terpisah sejak lahir. Karna sangat menghendaki untuk bisa berada dipelukan dan pangkauan ibu dan itu tidak kesampaian hingga ajal menemput. Tragisnya berada di pangkuan Ibu setelah terkena panah Pasopati Arjuna saudara seibu adik kesayangannya.

”Anak-anak prustasi seperti Karna yang gagal memperoleh kasih sayang ibu semasa kanak-kanak hingga dewasa, menorehkan luka yang dalam dihatinya. Meski demikian Karna tidak pernah mencela Ibunya di berbagai kesempatan dan perhelatan agung. Karna bercita-cita ingin kumpul dengan para Pandhawa dan Ibu tercintanya, tetapi hal itu tak akan kesampaian bila ia masih berada di dunia, karena ia harus berada di pihak Korawa. Pertemuan langgeng hanya bisa ditempuh di alam kelanggengan, dengan jalan kematian di medan kurusetra. Karna berharap setelah kematiannya kelak akan dapat berkumpul dengan Kunti dan para Pandawa lainnya.”jelasnya”.

Masih menurut Irwan, beberapa kendala yang dihadapi dalam setiap pementasan adalah waktu yang terlalu pendek untuk mempelajari dan menghafal naskah, juga tafsir terhadap pola adeganya sendiri. Sementara sejumlah penari dan pemusik yang didatangkan dari Solo juga merupakan kendala tersendiri. Irwan harus mencari pola gerak dan menyusun kebutuhan iringan di solo. Iringannya sendiri dipercayakan kepada Komponis Musik Gamelan Terkenal Dedek Wahyudi. Selain itu kemampuan SDM utuk melavalkan dialog dengan logat Indonesia juga menjadi kendala tersendiri.

Nanang Hape penulis Naskah ”PERTEMUAN DUA HATI” mengatakan bahwa ceritera ini ingin mengungkapkan nilai-nilai lama yang bersifat universal dan berlaku sepanjang jaman, namun di era sekarang nilai itu sudah luntur. Ia mencontohkan pengorbanan seorang Karna ketika berkecamuk hatinya karena disuatu sisi ia mencintai para Pandhawa dan Ibunya Kunti, tetapi Karna menjalankan darmanya untuk tetap berpihak kepada Korawa. Hal itu ditandai dengan ia rela berperang dan mati ditangan adiknya sendiri.

Menurut Nanang, pada ceitera sebelumnya sebenarnya Puntadewa telah merelakan tahta Amarta kepada Karna, dengan syarat jika Karna mau bergabung dengan Pandhawa, tetapi Karna menolak. Ia memilih jalanya sendiri, untuk tetap menjalankan darmanya, bukan mementingkan kebahagiaan sesaat (materi). Hal demikian tidak ada dijaman sekarang. Ia mencontohkan koalisi partai akan berjalan mulus seiring kepentingannya saling menguntungkan dan akan bubar dengan sendirinya jika koalisi itu sudah selesai. Tetapi nilai lama dalam kisah Karna tersebut tidak demikian. Ia memilih jalan peperangan, tetapi dalam hatinya ia tetap cinta kepada para pandawa dan bakti kepada Kunti.

Drama Wayang yang digarap sedemikian rupa ini diharapkan menjadi pantas dan bisa dinikmati oleh generasi muda masa kini. Dengan penanaman nilai-nilai kearifan lokal para generasi muda diharapkan juga akan menjadi benteng yang kuat terhadap terpaan budaya global yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia.
Sekedar untuk diketahui

Selain itu Drama Wayang juga didukung oleh seniman-seniwati profesional, penari, pengrawit, dan Dalang seperti; Suryandoro (koordinator pergelaran), Prapto Panuju (Pengarah) Dewi Sulastri, Ali Marsudi, Agus Prasetyo, Irawan RM (Penari), Sambowo Agus Heriyanto (pengrawit), Bambang Asmoro, Kiki Dunung (Dalang/Peraga Wayang) serta para alumni STSI Surakarta, ISI Surakarta dan ISI Yogyakarta (B3).

Tidak ada komentar: