Senin, 15 Agustus 2011

SIARAN PERS FESTIVAL DALANG BOCAH TINGKAT NASIONAL 2011 “MENGGALANG GENERASI MUDA INDONESIA YANG CERDAS”

Festival Dalang Bocah merupakan salah satu kegiatan dari upaya pelestarian dan pengembangan seni pedalangan dan pewayangan. Festival Dalang Bocah 2011 ini bertaraf Nasional akan diselenggarakan pada tanggal 19 – 23 Juli 2011 diikuti oleh 23 peserta dalang anak-anak umur 8 – 15 tahun yang berasal dari 10 provinsi di Indonesia, mereka dididik dan belajar seni pedalangan di sanggar-sanggar pedalangan yang jumlahnya ratusan. Peserta festival tingkat nasional ini merupakan hasil seleksi dari daerah provinsi.

Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional diselenggarakan oleh PEPADI Pusat setiap 1 tahun sekali yang melibatkan PEPADI Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten / Kota. Disamping Festival Dalang Bocah PEPADI Pusat juga menyelenggrakan Festival Dalang Remaja yang pelaksanaan 3 tahun sekali.

Ketua PEPADI Pusat Ekotjipto, mengatakan bahwa :

Kenapa wayang ?
Wayang disini pengertiannya bukan hanya wayang Jawa tetapi seluruh jenis wayang di Indonesia; dan jenis wayang yang tampil dalam Festival Dalang Bocah adalah Wayang Purwa Jawa, Wayang Golek Sunda, Wayang Bali, dan Wayang Sasak dari Lombok. Wayang adalah warisan budaya seni yang mempunyai nilai estetika tinggi, memiliki nilai tuntunan dan pendidikan. Ajaran perilaku yang baik yang terkandung dalam kearifan local dapat disosialisasikan melalui setiap pergelaran wayang. Sebuah kenyataan bahwa para Pemimpin bangsa ini baik yang sudah surut maupun yang ada saat ini, kebanyakan dari mereka memiliki karakter yang diinspirasi dari nonton wayang atau membaca cerita wayang. Termasuk presiden kita mulai dari Soekarno s/d Susilo Bambang Yudoyono, beliau adalah pecinta wayang.
Para pemimpin itu mempunyai karakter yang kuat, mereka bijak, tangguh, berani, dan memiliki visi jauh kedepan. Lalu bagaimana mereka bisa mencintai wayang sehingga menginspirasi dirinya tentang hal-hal positif dalam kepemimpinan dan kehidupan. Kecintaan seperti itu ditanamkan sejak masa anak-anak. Anak-anak yang menyukai wayang, bermain dengan wayang akan terisi otak kanannya dengan pelatihan emosi atau olah rasa. Disamping itu organ motoriknya juga akan terlatih. Bicara tentang kecerdasan manusia yang terbagi dalam kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, maka kecerdasan emosi dan spiritual adanya diotak kanan.
Mari kita perhatikan generasi kita sekarang. Anak-anak dan remaja kita diusia dini sangat kurang diberi pelatihan untuk mengasah kecerdasan otak kanannya. Mereka kurang berkesempatan bermain, bekerjasama, sehingga kurang mengenal kebersamaan, kasih sayang, gotong royong, kejujuran, keberanian dan sebagainya. DIsaat usia dini kepada mereka terlalu dibebani dengan pelajaran yang bersifat eksakta, permainannya serba elektronik yang mereka tidak bisa berkreasi membikin sendiri. Ada yang menamakan mereka generasi mesin.
Disinilah manfaat wayang, merupakan media yang bisa mengasah kecerdasan emosional bahkan spiritual dari anak-anak.
PEPADI sangat meyakini peran penting wayang bagi pendidikan budipekerti dan karakter bangsa. Oleh karena itu PEPADI sangat mengharapkan perhatian Pemerintah dan DPR RI kiranya hal-hal yang berkaitan dengan pengenalan budaya seni wayang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum disekolah-sekolah mulai dari SD,SMP, dan SMA. Suatu perkembangan yang menggembirakan bahwa Filsafat Wayang saat ini sudah menjadi disiplin ilmu baru dan diajarkan di Fak Filsafat UGM Jogjakarta. Kalau ditingkat perguruan tinggi Filsafat Wayang diajarkan maka lebih penting lagi dan mendesak untuk mengajarkan wayang di pendidikan tingkat dibawahnya.
PEPADI dan masyarakat pecinta wayang sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah mendukung dan menfasilitasi penyelenggaraan Festival Dalang Bocah 2011 di Museum Bank Indonesia.
Seperti dikatakan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Bapak Ardhayadi, bahwa Museum Bank Indonesia mempunyai misi memberi pendidikan kepada masyarakat generasi bangsa dengan menyediakan dan menyampaikan tentang sejarah bank sentral sebagai Bankers Bank. Didirikannya Museum BI juga terkait dengan kepedulian melestarikan, memelihara dan memanfaatkan warisan budaya (Heritage), BI tetap mempertahankan dan memelihara bangunan-bangunan yang mempunyai nilai sejarah seperti Gedung Museum BI - Kota, Gedung BI - Thamrin dan Gedung-gedung Kantor BI di daerah dan banyak lagi Gedung-gedung BI didaerah-daerah yang dipertahankan keberadaannya. Deputi Gubernur BI Bapak Ardhayadi juga mengatakan bahwa BI telah lama mempergunakan media wayang sebagai upaya sosialisasi program menangkal uang palsu didaerah-daerah sejak tahun 2007. Hingga sekarang sudah merambah ke 26 kota di Pulau Jawa dan Luar Jawa termasuk Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera. Hasilnya sangat positif untuk mencegah beredarnya uang palsu. Bank Indonesia juga telah menggunakan wayang untuk pendidikan leadership bagi pejabat-pejabat BI dengan mengadakan pergelaran wayang dimana melalui dalang diuraikan makna serta perilaku dalam kepemimpinan. Beliau juga mengharapkan agar upaya pelestarian budaya utamanya Wayang Indonesia juga dapat memperoleh dukungan dari dunia perbankan.

Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 2011 juga mendapatkan dukungan dari Wakil Presiden RI berupa bantuan dana pendidikan bagi semua peserta sebesar Rp. 2,5 juta dan piala Wakil Presiden bagi peraih nilai tertinggi.

Diharapkan Festival Dalang Bocah dan Festival Dalang Remaja yang diselenggarakan oleh PEPADI secara rutin berkesinambungan dapat terselenggara.

KETUA PEPADI PUSAT

TTD
EKOTJIPTO

Tidak ada komentar: