Senin, 15 Agustus 2011

Rangkaian Acara Pembukaan FDBN 2011


Festival Dalang Bocah Nasional (FDBN) 2011 yang berlangsung pada 21-23 Juli 2011, resmi dibuka di Museum Bank Indonesia (BI). Festival ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan PEPADI Pusat dengan tujuan menjaga kelestarian budaya nasional di tengah terjangan arus budaya global. Pertunjukkan Tanjidor memulai rangkaian acara pembukaan FDBN 2011 ini. Tanjidor yang notabene merupakan salah satu bagian dari kesenian lokal tersebut tidak hanya menyedot perhatian peserta maupun undangan, pertunjukkan ini juga menyedot perhatian dari massa sekitar yang langsung memenuhi pelataran Museum BI. Pertunjukkan ini sekaligus mengondisikan audience berkumpul menantikan peresmian pembukaan FDBN 2011.
Kata sambutan dimulai oleh Ketua Umum PEPADI Pusat, Ekotjipto yang merasa berbahagia bisa kembali menggelar Festival Dalang Bocah tingkat Nasional untuk kali ketiganya. Setelah sempat terputus tahun 2010, ajang yang rencananya rutin digelar tiap tahun ini, kembali dilaksanakan pada tahun ini. Di sela pidato pembukaannya, Ekotjipto menyiratkan keinginan bisa menggelar perhelatan kebudayaan ini rutin setiap tahun guna menjaga proses regenerasi pedalangan maupun proses sosialisasi Wayang pada masyarakat luas. Beliau juga menegaskan yang perlu dikembangkan dari Wayang bukan cuma Dalang dan para Pengrawitnya saja. Akan tetapi harus dipikirkan juga tentang penontonnya. “Kalau cuma Dalang dan Pengrawit saja yang dipikirkan percuma juga karena nanti tidak ada yang nonton,” paparnya.
Guna mendorong antusiasme dan partisipasi publik lebih jauh, Ekotjipto menegaskan perlunya peran yang lebih aktif lagi dari Pemerintah. Ia menghimbau Pemerintah agar mau mengalokasikan sebagian dananya untuk siaran rutin di stasiun Televisi dan Radio agar masyarakat dapat dengan mudah menyaksikan Wayang. “Ini merupakan salah satu upaya supaya Wayang mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas. Kalau tidak begitu, tidak akan mungkin bisa terpupuk kecintaan masyarakat terhadap Wayang,” tambahnya menegaskan. Tidak lupa beliau juga mengundang pada seluruh hadirin yang datang untuk mengikuti Festival ini dari awal sampai selesai, sekaligus mengingatkan akan adanya pementasan Wayang semalam suntuk pada acara penutupan 23 Juli nanti, yang rencananya akan digelar di Gedung Learning Center Heritage-Bank Indonesia. Pada akhir kata sambutannya, Ekotjipto mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh audience yang menghadiri festival ini.
Senada dengan Ekotjipto, Deputi Bank Indonesia, Ardhayadi Mitroatmojo mewakili Gubernur BI, dalam sambutannya menyatakan dukungan terhadap upaya pelestarian budaya Wayang. “Melalui Wayang, semoga generasi muda dapat terbangun budi pekerti luhur,” ujarnya. Beliau juga menambahkan, “Semoga seni pedalangan tetap lestari di tengah modernitas situasi hari ini.” Ardhayadi juga menghimbau agar pelestarian budaya harus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas. Oleh karena itu, BI berharap acara ini dapat berjalan lancar dan memberikan pengaruh pula pada masyarakat luas. BI menunjukkan dukungannya yang ditunjukkan dengan memfasilitasi acara, mulai dari tempat, fasilitas workshop, lomba foto, dan lain-lain. Menganai hal tersebut, Ardhayadi berujar jika semua itu tidak mungkin bisa berjalan dengan baik tanpa ada bantuan dari pihak-pihak lain, khususnya PEPADI Pusat yang menjadi partner utama terselenggaranya FDBN 2011 ini.
FDBN 2011 pun akhirnya resmi dibuka oleh Ardhayadi dan Ekotjipto yang didampingi juga oleh Solichin, Ketua Umum Sekeretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI) yang ditandai dengan pemotongan tumpeng sebagai simbolisasi dibukanya FDBN 2011. Para hadirin pun menyambut pembukaan dengan tepuk tangan meriah. Rangkaian acara pembukaan FDBN 2011 ini ditutup oleh penampilan Yoga Magistra Utama yang membawakan Wayang Kancil dengan lakon ‘Prabu Singo Barong’. Yoga merupakan juara pertama dalam Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 2009 yang digelar di Gedung Pewayangan Kautaman, TMII.
thin

Tidak ada komentar: