Senin, 22 Desember 2008

WAYANG: KERJA, KARYA DAN DHARMA 2


Wayang memainkan peran penting dalam sejarah Jawa walaupun ia dianggap tidak asli
berasal dari Jawa. Penelitian mengenai asal usul wayang sendiri belum mencapai kata sepakat
hingga hari ini. Wayang dianggap berasal dari India dan dibuat pada kitaran 8-9 SM oleh Vyasa (Kresna Dvipayana).

Namun demikian bukan nama Vyasa saja yang menjadi kandidat
bagi penulis Mahabarata, ada dua orang penutur lain di samping Vyasa tadi, mereka adalah
Ugrasravas dan Vaisempayana. Awalnya kitab ini terdiri dari sekitar 24.000 kuplet dan pada
gilirannya berkembang hingga menjadi 100.000 kuplet (Amir, 1997:42).

Lakon wayang Jawa sendiri
seringkali mengadaptasi dua
epik besar, Mahabarata dan
Ramayana ataupun carangannya
(cabang ceritanya) dan ini
berlangsung sejak awal
perkembangannya. Di Jawa,
misalkan, lakon Arjunawiwaha,
atau paling tidak dalam bentuk
sastranya disadur pertama kali
pada masa Prabu Dharmawangsa, abad ke-11 M, sementara Ramayana disadur sedikit lebih dahulu.

Lalu Kakawin Ramayana dibuat ± 903 M oleh Yogisvara. Kakawin ini mengikuti versi
Bhattikavya yang dibuat di Khasmir pada abad ke-5 M dan tidak menyantumkan buku
pertama dan terakhir Valmiki, yakni Bale Kanda dan Uttara Kanda. Yang menarik, tidak
berselang lama dari penyadurannya, Kakawin Ramayana langsung dipentaskan. Hal ini
dibuktikan dengan prasasti Balitung, “... si Geligi buat Hyang macerita Bhima ya kumara...”
atau “Geligi mengadakan pertunjukan wayang dan mengambil lakon Bima muda” (Amir,
1997: 34, 40).

Tidak ada komentar: